Selasa, 04 Juni 2019

REVIEW 2 TAHUN YAMAHA YZF R15 VVA

Halo semuanya jumpa lagi dalam blog yang sepi ini.hahaha Ya lah, tulisannya saja gak jelas, gmana mau rame coba. Oke, sebelum itu saya ingin mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri, mohon maaf lahir batin apabila selama saya menulis ada pihak yang merasa tersinggung, salah tulis saat bikin artikel akhirnya jadi bingung sendiri, atau pakai bahasa yang ribet, semoga kalian masih bisa mendapat ilmu dari tulisan saya ini. Kali ini saya akan membahas review YZF R15 VVA penggunaan 2 tahun ( Mei 2017) dengan Odometer 14.734 KM. Rencananya sih yang saya bahas adalah point penting-penting saja, karena saya dulu pernah membuat review juga tentang motor ini, tapi reviewnya tentang fitur dan kelebihan dari motor ini, nah sekarang saya tulis setelah penggunaan 2 tahun bagaimana kondisinya, apa saja yang sudah diganti, apa saja impresinya saat ini.

happy birthday ke 2


Oh ya, sebelum itu saya ingin jelaskan kondisi medan yang saya lalui setiap hari dengan R15 ini. Tujuannya agar pembaca tahu gambarannya, jadi gak asal disamakan dengan produk lain atau motor yang lainnya. Berikut kondisinya:
- Sering digunakan untuk perjalanan dari kost ke kantor yang terletak di Kabupaten Pacitan (saya asli Malang-Jawa Timur), dengan jarak tempuh rata-rata 12-15 KM. Tempat kerja saya di PLTU Pacitan 
- Kontur jalan yang saya lalui kadang halus, kadang keriting, kadang berlubang, intinya jalanan khas Kabupaten, juga karena berbukit-bukit maka jalur tanjakan turunan sudah pasti dilalui. Namun, kondisi lalu lintasnya tidak pernah macet sama sekali ya nyaman saja .
- Untuk bensin seringnya pakai Pertamax, tapi kalau kehabisan Pertamax ya pakai Pertalite
- Kecepatan rata-rata kisaran 40-80/90 Km/h. Kenapa gak lebih? ya saya masih sayang nyawa.haha
- Interval penggantian oli kisaran 2000 KM, pengisian 850-900 ml (tidak 1 liter)
Oke, langsung saja ke Reviewnya:


TAMPILAN

Oke saya mulai dari tampilan dulu. Mulai dari cat dari motor yang menurut saya masih mulus. Tapi ada beberapa bagian yang sudah pudar bahkan sedikit mengelupas. Seperti dibawah ini:

Plat nomernya panuan.haha

Racing blue, warna korporat Yamaha


Kena gesek gantungan kunci udah terkelupas

Terkelupas sedikit dan karat

Entah karena semua kualitasnya tipis atau karena ini batch pertama (launching April, inden April, Mei datang) tapi menurut saya cukup disayangkan. Kenapa gitu? bayangkan saja harga motor 36 juta OTR Malang, catnya baru 2 tahunan sudah agak pudar. Ya saya sih berpikir positif bahwa ini karena batch pertama yang menurut saya pengerjaannya terburu-buru. Semoga yang laiinnya tidak mengalami seperti saya. Apa karena dicuci steam? saya sangat jarang sekali cuci steam, karena bagi saya mencuci motor bagian merawat motor yang mana sekalian ngecek bagian-bagian motor yang sekiranya bermasalah. Untuk foto dibawah ini kayaknya salah saya sendiri.

gara-gara jarang dicuci


Menurut saya sih karena jarang mencuci motor saja.haha Saya mencuci motor 2 minggu 1x. Apalagi kalau hujan, meski hujannya deres banget ya kalau tidak 2 minggu pasti tidak saya cuci. Jadinya seperti di atas. Untuk masalah lainnya kayak speedometer mengembun saya tidak mengalami, mungkin karena saya jarang sekali cuci steam.

Tidak pernah ngembun


 Kalaupun saya cuci steam saya pesan ke yang nyuci agar tidak mencuci daerah speedometer dan radiator. Oh ya berikut foto kisi radiatornya tanpa cover pelindung. Sebenarnya pengen juga ngasih pelindung, tapi nyari yang polosan kayak punya Jupiter MXku susah sekali.

yang hitam-hitam entah kena cairan apa 

Efek jarang di cuci juga menjalar pada bagian cakram depan. Dimana cakram depan motor saya berkarat. Simak fotonya:


Kalau ini karena jarang dicuci dan lingkungan kerja dekat pantai+abu batubara

Cakram belakang aman

Secara fungsi juga masih ok, cuman masalah tampilan saja kayak jelek banget.hahaha ya mau gimana lagi, mau repaint kok bingung nyari tempatnya. Mau bawa ke Malang kok malas juga soalnya jauh banget, 6 jam perjalan.

Untuk Rantai berikut penampakannya:

basah karena chain lube

Kotor juga yah.hahaha tapi ya gak masalah sih, asal tidak terlalu banyak belepotan oli. Karena saya pakai chainlube merk Rexco 25 2 minggu 1x. Ini kondisi belum pernah dibersihkan sejak pertama beli lho. Juga belum pernah ganti rantai/ sprocket gear.



MESIN
Kalau anda berpikir bahwa beli motor di atas 30 juta dapat motor yang halus suara mesinnya, maka anda salah. Karena setiap motor memiliki karakter  berbeda, jadi kalau disamakan kayaknya gak sebandinglah. Saya dapat mengatakan kalau suara mesin R15 VVA ini KASAR. Apakah ini cacat produk atau kurang merawat? tidak, setelah saya pelajari lebih dalam dari review yang dulu memang untuk motor dengan spesifikasi R15 VVA pasti kasar. Bayangkan saja, SOHC dengan klep berjumlah 4 buah. Mesin Jupiter MX 135 ku saja tidak bisa sehalus Honda Supra X 125. Apalagi mesin R15 dengan tambahan sistem VVA. Susah untuk halus lah. Darimana sumber kasarnya? berikut penjelasannya (menurut saya lho):

Ini penampakan head dari mesin R15 lama (sama dengan Vixion)


hanya 2 roller rocker arm

Ini penampakan head dari mesin R15 VVA.

sumber:motoengine.com

Terlihat beda banget kan. Terutama bagian noken as dan Rocker arm. Kalau noken as Vixion seperti dibawah ini:

Noken as vixion

sedangkan R15 seperti ini:

Noken as R15 VVA

Part R15VVA, 2 roller rocker arm, 1 rocker arm biasa


Kalau bahas noken as memang gak terlalu ngefek ke suara mesinnya, cuman berangkat dari Noken asnya saja beda sehingga memang ada sistem pembakaran yang beda. Nah, noken as beda sehingga sistem rocker armnya beda. Terutama pada klep in. Dimana ada 2 rocker arm berbeda bentuk . Juga ada 2 mode, yaitu menggunakan low cam (noken as untuk irit/riding santai) dan high cam (noken as untuk ngebut). Ketika menggunakan mode low cam (low camshaft/noken as) yang bergerak ada 2, roller rocker arm dan rocker arm biasa. Keduanya bergerak dan bergesekan juga pada lobe (tonjolan) noken as. Tapi yang jadi tumpuan naik turunnya klep adalah roller rocker arm. Meski rocker arm biasa ikut bergerak dan bergesekan, tapi tidak terlalu berperan penting dan lobe noken as tidak menonjok rocker arm secara kuat. 

Ketika low cam aktif, roller rocker arm yang bekerja menekan klep

Lalu saat mode high cam atau saat VVA aktif, maka rocker arm biasa tadi ikut terkunci pergerakannya dengan roller rocker arm (yang low cam tadi). Sehingga ketika lobe noken as menonjok rocker arm biasa tadi maka bukaan klep in akan berbeda.Roller Rocker arm tadi ikut berputar dan bergesekan dengan lobe juga, tapi tidak terlalu pengaruh (gantian dengan mode low cam tadi). Nah apa hubungannya sistem tadi dengan suara kasar? jadi, suara kasar dihasilkan oleh 2 atau lebih benda yang bergesekan. Makin banyak benda yang bergesekan maka makin kasar suaranya (noise/berisik). Penjelasan di ataas menjelaskan bahwa mesin R15 VVA lebih banyak benda yang bergesekan ketimbang mesin R15 lama (atau sama dengan Vixion ). Terutama gesekan pada sistem klep in tadi. Biasanya lobe noken as hanya bergesekan dengan 2 roller rocker arm (roller rocker arm klep in dan klep ex), sekarang jadi 3 dengan tipe rocker arm berbeda. Sebenarnya paling signfikan berpengaruh ya karena menggunakan rocker arm biasa untuk mode high cam. Karena pada mesin matic VVA tidak menggunakan rocker arm biasa, melainkan menggunakan roller rocker arm. seperti gambar dibawah:

3 Roller rocker arm pada matic VVA

Pernah nyoba sih mesin tidak sekasar R15, tapi ya tetap gak sehalus mesin generasi lama.

Apa itu semua sebuah kecacatan? tidak, menurut saya itu hal yang lumrah. Alasan kenapa R15 VVA pakai rocker arm untuk high cam adalah uuntuk ngejar timing saat RPM di atas 10.000. Karena matic kan jarang bisa ngebut di atas RPM 9000 (mentok pun paling 10.000. Tanpa modif lho), jadi ketika VVA aktif menggunakan roller rocker arm pun timing pembakaran masih ok. Kalau untuk R15 VVA pakai roller rocker arm pada high cam, bisa-bisa lepas 10.000 RPM sudah pasti tenaga drop signifikan. Tapi dengan rocker arm biasa timing pembakaran bisa lebih baik sehingga digeber sampai 11.000-12.000 RPM masih bisa (itulah kenapa limit RPM R15 VVA bisa lebih tinggi). Efeknya ya gitu, mesin akan bergetar parah saat VVA aktif. Ya saya maklumilah. 

Sebagai perbandingan saja, mesin moge Jepang yang inline 2 silinder lebih halus dibandingkan dengan V Twin 2 silinder Ducati. Tapi apa yang beli Ducati mengeluh suara kasar? tidak, mereka paham struktur mesin Ducati v twin 2 silinder beda. Terutama bagian sistem klep desmodromic. Desmodromic memang bikin suara kasar, tapi efeknya power mesin lebih baik ketimbang sistem per klep biasa. Tapi bukan berarti yang kasar itu sudah pasti powernya lebih oke dan kencang lho.hahaha

Panjang juga penjelasannya.hahaha ya intinya itulah mesin R15. Kenceng bisa, pelan bisa, irit juga bisa, boros juga bisa. Oh ya satu hal lagi, mesin R15 ini juga mudah panas. Ya mungkin karena radiatornya tidak sebesar Suzuki GSX R150 ditambah lagi kompresi mesin paling tinggi dikelasnya, jadi kalau untuk jalan dibawah 60 km/h siap-siap merasakan hawa panas dari mesin. Untungnya saya tidak pernah macet dan selalu jalan di kisaran 60 km/h. Rantai dan sprocket gear juga belum ganti sejak awal, dan anehnya rantai R15 VVA ini menurut saya tidak mudah kendor. Karena dari awal sampai 10.000KM cuman 1 kali mundurin roda agar bisa kencang (seingatku di KM 10.000). Jupiter MXku dulu saja hampir 3-4 bulan pasti kendor dan harus mundurin roda. 



KONSUMSI BBM
Selama 2 tahun ini menurut saya konsumsi bbmnya termasuk irit lah. Seringnya 54-53 km/liter dari kost ke kantor. Jadi penggunaan 1 bulan cukup 100ribu Pertamax. Dulu digunakan perjalanan dari Malang-Pacitan (beli di Malang) dapat konsumsi BBM 60 km/liter berboncengan dengan ayah. Ya kecepatannya 60-80 km/h. Kalau dalam kota belum pernah test, karena dulu ketika inreyen mesin saya bawa ke arah jalur antar kota Malang-Pandaan. Berikut foto konsumsi bbmnya:

seringnya segini

pernah juga segini


SUSPENSI DAN HANDLING
R15 VVA ini memiliki suspensi USD dan Monoshock. Karakter suspensinya tergolong keras. Jadi, kalau beli motor mahal ini anda berharap akan dapat motor yang empuk suspensinya, anda salah besar.hahahaha Tapi karakter suspensi keras ini sangat membantu dalam hal tikung-menikung. Sangat stabil untuk cornering. Saya coba bandingkan dengan CBR150 milik teman yang sama tahunnya masih enak R15 VVA dalam hal menikung. Ya mungkin juga efek riding position juga sih, tapi memang CBR150 ketika menikung sedikit terasa lendutan suspensi belakangnya. Bikin gak pede, padahal ban yang dipakai Michelin (sedangkan saya IRC).  Oh ya tips dari saya, kalau ingin handling lebih mantap dan gak licin saat hujan, ganti ban standard(IRC) R15 VVA. Karena selama ini kalau hujan IRC cukup ngeri, motor terasa melayang (ban tidak menapak sempurna dijalan).

Apa dulu kena wabah USD bocor? ya, pernah. Beli Mei 2017, Februari 2018 bocor sebelah kiri. Saat itu mau nyuci sepeda motor. Karena sebelumnya tidak hujan jadi ya kondisi motor kering banget. Lihat area suspensi depan kok agak basah dan ada bekas kotoran bercampu cairan yang nempel. Wah kena juga nih. Langsung bawa ke Malang (tempat saya beli motor ini). Langsung nginep selama 1 bulan lebih 2 mingguan. Ya agak kecewa juga sih, tapi mau gimana lagi. Tapi saya cek di forum R15 yang sekarang ini sudah jarang yang mengeluh shock depan bocor. Entah kena tapi gak cerita, atau memang wabahnya sudah hilang.haha semoga saja memang Yamaha sudah memperbaiki kualitasnya.

Untuk komstir R15 VVA selama 2 tahun ini belum terasa ada kerusakan. Karena saya baca di Forum R15 VVA, sudah banyak yang ganti karena terasa berat saat belok dan terasa membuang saat berbelok. Kalau menurutku sih mungkin karena keseringan cuci steam. Hasil survey kecil-kecilan yang saya tanyakan ke forum, rata-rata yang bermasalah di komstir adalah mereka yang jarang sekali mencuci motor mereka sendiri. Ya cuci steam terus. Nah hubungannya apa dengan komstir? jadi gini, setelah saya cek penampakan area komstir motor sport (terutama R15 VVA), terlihat bahwa komstir motor sport itu tidak tertutup maximum seperti pada matic dan bebek. Jadi cuman ditutup sebuah karet tebal. Sebenarnya pabrikan mungkin berpikir sudah sangat cukup bila ditutup seperti itu, karena mereka pikir hujan atau guyuran air yang normal tidak akan masuk ke area bearing komstir. Tapi, kalau disiram air dengan tekanan tinggi beda cerita lagi. Lalu aku teringat tentang ilmu water resistant dari sebuah perlatan listrik (saya kerja di PLTU jadi paham sedikit soal Standard IP (International Protection)). Coba baca pada bagian ini:

bisa digunakan untuk perangkat listrik, mekanis, elektronik.dll


Kita lihat nilai 4,5,6. Untuk nilai 4 adalah peralatan anti air yang sifatnya percikan atau guyuran juga spray nozzle (water spray kayak semprotan burung). Sementara  5 dan 6 sudah mengaitkan dengan Water jet, yaitu semprotan bertekanan seperti cuci steam. Nah hubungannya dengan komstir tadi adalah, mungkin perlindungan komstir tadi hanya sebatas bernilai 4, yaitu perlindungan air dari cipratan, guyuran atau water spray. Jadi ketika kena air yang seperti pada nilai 5 atau 6 ya jelas akan masuk airnya ke bearing komstir sehingga komstir akan karat, atau gemuk dari komstir hilang.  Ya tahu sendiri kadang cuci steam kadang-kadang tekanannya ngasal aja, yang penting kotoran bersih tanpa peduli filosofinya ya gak peduli. Itu sih menurutku lho ya, karena penentu rusaknya komstir tidak cuman itu saja, bisa juga sering hajar lubang yang dalam juga bisa merusak komstir. Tapi selama ini sih melibas jalan yang gak mulus dan berlubang masih normal-normal saja komstirku, ya semoga memang awet.

Mungkin itu saja yang bisa saya review selama 2 tahun ini. Untuk spare part sih masih gak terlalu banyak yang diganti, paling busi, filter oli, filter udara (gara-gara dimakan tikus), kampas rem depan aja rencananya habis lebaran aku ganti, yang belakang masih tebal, soalnya sering pakai rem depan (dominannya, tapi rem belakang jg diinjak sedikit). Berikut tips-tips yang bisa saya kasih ke rider R15 VVA:

- Kalau mencuci steam pesan ke orangnya untuk tidak menyiram area speedometer, radiator dan komstir
- Mengisi oli sebaiknya jangan melebihi anjuran pabrikan, ya minimal 900ml. Karena cukup banyak kasus oli rembes dari area head mesin, dan ternyata mereka ngisi 1 liter (hasil survey).
- Untuk mengganti air radiator, saya sarankan belajar di youtube dulu. Banyak kasus setelah ganti air radiator (kuras dan ganti) mesin malah overheat. Biasanya setelah mengisi area Radiator (bukan tabung putih), mesin tidak dinyalakan dulu, sehingga ketika selesai ditutup dan dijalankan (pulang) air yang di radiator turun ke water jacket dan yang di radiator berkurang drastis, jadinya overheat.
- Ganti air radiator per 2 tahun (dibuku malah 3 tahun, kayaknya terlalu lama itu)
- Service injeksi tiap 10.000 KM kalau sering pakai Pertalite/Premium dan 15000 KM kalau Pertamax
- Seringlah melatih rem depan dan belakang bersamaan, karena seringnya terjadi kecelakaan akibat bertumpu pada rem belakang saja (ngelock karena panic braking rem belakang saja).
- Panaskan mesin secara wajar, sekitar 2-3 menit
- Jaga tekanan ban depan dan belakang sesuai anjuran pabrikan, karena bila tekanan ban berlebih (kelebihan 3 PSI gak masalah lah).dapat merusak ban (biasanya bikin ban "benjol") dan komstir (ban juga bisa menyerap getaran yang diterima ketika kena jalan lubang), sementara tekanan yang kurang bisa merusak velg. Bila perlu beli alat ukur tekanan ban.
- Baca buku petunjuk pengguna dan buku garansi agar paham dalam merawat sepeda motor.

Sekian tulisan saya kali ini, semoga bermanfaat bagi kalian semua terima kasih mau membaca panjang lebar.hehehe


Sabtu, 01 Juni 2019

Saya Bukan Penggemar Asus

Ramadhan tiba... Ramadhan tiba......
Tiba-tiba ramadhan .... tiba Ramadhan....
(pakai Nada lagunya Opick-Ramadhan Tiba)


Pembukaan artikel langsung nyanyi? gak jelas banget.hahaha Ok tiba-tiba saya nulis judul di atas kira-kira kenapa ya? apa ada orang yang menganggap saya fanboy/penggemar Asus? gak juga sih, karena setelah saya renungkan kembali, ternyata 80% smartphone di keluarga saya Asus semua. Mau bukti? cek foto ini:

yo, dibeli-dibeli hapenya, beli 3 gratis 2




Oke, kita absen satu-satu dari bawah ke atas beserta Cerita dibalik pembeliannya.

ASUS FONEPAD 8
Tablet ini dibeli oleh kakak perempuanku untuk digunakan oleh ayah-ibuku. Kenapa beli tablet? agar tulisannya terlihat jelas dan lega dipandang. Dan kenapa Asus? kok gak samsung? alasannya ya harganya murah, saat itu kalau tidak salah dibeli dengan harga 2 jutaan ditahun 2015. Dan merupakan stok terakhir (maksudnya setelah itu udah tidak ada yang baru ditoko-toko retail). Secara performa sangat mumpuni. Intel Quadcore (bukan dualcore yang terkenal panas), RAM 2 GBm ROM 16 sudah sangat lancar untuk WA, Youtube, FB, Browsing resep, dll . Memang ayah-ibu gak pernah main game jadi ya gak pernah install game. Daya tahan baterai juga memuaskan. Awal-awal beli 2 hari baru charge. misal pagi masih 100 persen, maka besok jam 9-10an sudah 15%. Ya itu awal-awal beli karena penggunaannya gak banyak. Sekarang 2019 ya sehari sudah cukup. Pagi 100% malam jam 8 indikatornya sudah 15%. Soal kamera tergolong biasa banget, seingatku kameranya 5 atau 8 megapixel gitu, tanpa LED Flash. Hasilnya mungkin setara Zenfone C.

 Namin sayang, bulan Mei kemarin terjadi kerusakan di LCD. Awalnya tabletnya dicharge, kemudian mati lampu. Karena lupa atau memang tidak peduli kalau tablet keadaan tercolok charger, sehingga ketika listriknya nyala ya tidak memeriksa keadaan tablet. Merasa sudah penuh baterainya lalu ibuku coba cek tablet, eehh ternyata LCDnya bergaris dan warnanya jadi aneh. Memang masih bisa digunakan, cuman ya rasanya agak risih saja. Coba tanya service center Asus harga LCDnya, ternyata 1,7 juta. Kalau saja 600ribuan mungkin masih aku belikan part tersebut. Entah mau ganti ke produk apa.

ASUS ZENFONE 3 ZE520KL
Smartphone ini merupakan second driver milikku. Jadi ya penggunaannya cuman game Mobile Legend, Kamera, musik udah itu saja. Seringnya aku tinggal dikost. Karena untuk ke kantor selalu bawa Zenfone 2 laser. Awalnya tidak ada niatan untuk beli Zenfone 3. Karena sebelumnya pakai Zenfone 2 laser, dan ingin coba ke merk lain. Searching Xiaomi Redminote 4 saat 2017 sudah kisaran 1,8 GB yang 3/32GB. Coba cari sana sini, ternyata susah sekali. Dari official store Xiaomi Lazada, Erafone, sampe ke seller market place pun tidak ada yang ready. Muncul lah isu bahwa Zenfone 3 turun harga sampe 2 jutaan. Ya udah coba cari Zenfone 3 dapatnya 4/32 dengan harga 2,28 juta(belum ongkir, dan alamatnya ternyata 1 kota, ya udah kirim aja lewat JNE karena saat itu keadaan lagi di Pacitan). Kemudian 1-2 minggu berikutnya Redmi Note 4 sudah banyak yang nyetock. Ya elah  emang tidak ditakdirkan pakai merk lain.

ASUS ZENFONE 2 LASER ZE500KG
Ini adalah hape pertama yang aku beli setelah dapat pekerjaan tetap. Dengan harga 1,999 juta pada tahun 2015 Mei (kalau gak salah). Kenapa pilih ini kok tidak Xiaomi Redmi 2 yang speknya sama dan lebih murah dengan harga kisaran 1,6-1,7 juta? jawabannya sih simpel, karena tergiur laser AF nya. hehehe Tapi sayang ini masih 3G, dan dari awal memang sudah tahu kalau nanti keluar versi 4G. Sempat mikir nunggu versi 4G saja, tapi aku pikir lagi kayaknya harganya di atas 2,2-2,3 juta. Dan ternyata selisih 100ribu. Kan nyesel jadinya. Mana saat itu gencar-gencarnya paket murah 4G. Ya sudah lah disyukuri saja. Secara performa sih sangat mumpuni untuk kebutuhan kantorku, dari messenger WA, Line, Beetalk, BBM (saat itu), Wechat. Gak pernah kendala hang. Paling cuman pindah aplikasi dari satu ke yang lainnya agak loading lama, Ya wajar lah. Untuk baterai, karena baterai bawaannya cuman 2000mAh dan ternyata Zenfone 2 laser 2300mAh, langsung saya beli di Asus Service Center agar bisa dipakai seharian dikantor. Ternyata selisihnya 1 jam SOT. hahahaha Kondisi di 2019 sih masih OK, meski kaca kamera mulai baret, speaker mulai sember akibat seringnya jatuh. Ya pokoknya dipakai hingga benar-benar tidak bisa nyala. Karena pasti spare partnya sudah jarang dipasaran.

ASUS ZENFONE 2 LASER ZE500KL
Unit ini milik kakak iparku. Melihat aku pakai Zenfone 2 laser yang 3G dan kesengsem juga sama modelnya, ehh minta dicarikan unit yang sama tapi warna hitam. Langsung saja order ke Official Store Asus (saat itu sih Asus Indonesia punya Official Store sendiri tanpa gabung marketplace lain). Juga sampai sekarang masih normal-normal saja dengan kendala kaca kamera yang baret-baret. Maklum smartphone utama untuk kerja kakak ipar yang mobile jadi sales. 

ASUS ZENFONE 3 ZE520KL
Kalau tadi kakak iparku yang kesengsem dengan Zenfone 2 Laser, kali ini kakak kandungku sendiri yang kesengsem dengan Zenfone 3. Gara-gara lihat dan pegang langsung akhirnya dia tertarik juga (kebetulan juga mau cari smartphone pengganti milik kantor), Tapi dia pengen yang putih, maklum lebih girly. Dan menurutnya sangat puas dengan performa dan daya tahan baterai. 

ASUS ZENFONE LIVE 
Karena aku sudah 2 tahun kerja dan ingin memberi hadiah kepada ayah dihari ulang tahunnya, maka aku cari-cari calon produk yang akan dibeli. Sebenarnya kriterianya sangat simpel, chipset minimal SD410, RAM 2GB ROM 16GB dan jaringan service yang baik dan harganya dibawah 2 juta. Nyari Zenfone 2 Laser 4G kok gak nemu, kayaknya memang sudah discontinue (udah 2 tahunan coy). Adanya Zenfone Selfie tapi lihat chipsetnya SD650 terkenal boros baterai dan panas jadi ya dicoret dari list. Mau cari samsung kok rata-rata speknya dibawah SD410. Kalau Xiaomi takutnya ada apa-apa dan ayah bingung nyari service centernya. Ehh ternyata ada Zenfone Live dengan SD410 dan OS Marsmallow. Ya lebih dari cukup lah. Dan ternyata sudah 2 tahunan masih oke tanpa kendala.

Itulah beberapa cerita dibalik foto di atas. Sebenarnya kenapa aku sering pilih produk Asus? karena saat beli 2 produk Asus (Zenfone 2 Laser dan Fonepad 8) ternyata awet dan tanpa kendala, ya udah berikutnya cari brand Asus. Lagian Laptop Asus yang aku pakai kuliah juga udah 9 tahun, dan masih oke saja (cuman kendala keyboard yang mati beberapa key). Jadi makin percaya saja dengan kualitas produk Asus. Andai saat beli produk Asus dalam 1-2 tahun ada kerusakan yang cukup serius karena kualitas produk, baru aku berpikir 3x untuk beli produk Asus berikutnya. Selain itu jaringan service Asus juga sangat baik (baca REVIEW ini) jadi ya gak khawatir apabila ada problem.

Oke sekian tulisan kali ini, semoga bermanfaat