Jumat, 15 November 2019

Catatan Penting Yamaha YZF R15 VVA Part 1

Terakhir menulis artikel ternyata bulan 7 kemarin. Sudah lama juga yah? sebenarnya banyak sekali ide untuk menulis, cuman ya rasa malas nulis mengalahkan segalanya. Kadang berpikir enak kali ya bikin Vlog, tapi setelah berpikir lebih dalam rasanya suara dan ilmu berbicara di kamera rasanya kurang mumpuni, jadinya enggan bikin vlog. Semoga ada teknologi yang bisa ngetik tanpa menggerakkan tangan, jadi cuman berpikir kata-kata saja sudah menghasilkan tulisan.hahaha maka dunia akan menjadi malas mengetik.

Ok basa basinya segitu saja. Kali ini saya akan menulis tentang catatan penting dari sepeda motor tersayang (ya jelas, karena lagi jomblo.hahaha). Catatan penting ini berisi hal-hal yang penting (ya kale gak penting dicatat dan dibuat materi blog.haha) yang berkaitan perbaikan atau pun penggantian spare part. Sekali lagi yang penting-penting saja, agar pembaca yang punya kendaraan serupa bisa mendapat informasi yang penting. Catatan ini saya rasa sangat berguna bagi saya sendiri, agar kedepannya ingat kenapa saya ganti part ini, kenapa gak pakai part itu, atau dulu history-nya diapain kok bisa begitu. Langsung saja ke catatan penting yang pertama:


1. Busi Standard R15 ternyata NGK MR8E9
Kenapa busi begitu penting? ternyata efeknya sangat berbeda. Jadi, history-nya R15 VVA ku keluar dari dealer menggunakan busi pabrikan NGK MR8E9. Setelah 8000KM saya ganti busi dengan milik Vixion (kalau gak salah kodenya CR8 bla bla. Lupa seterusnya.hahaha). Memang secara performa memang terasa berbeda, cuman waktu itu bersamaan dengan ganti oli. Ya kirain karena olinya memang berpengaruh besar. Performa terasa beda itu seperti powernya turun. Dan konsumsi BBMnya turun. Dulu bisa 59-57 Km/liter. Dan setelah ganti jadi rata-rata 55-53 Km/liter. Masih masuk akal lah, apalagi sudah menginjak KM 10.000an jadi aku pikir kondisi injektor, dan fuel pump sudah numpuk kotoran. Saat KM menyentuh 16.500 barulah service injeksi seperti pembersihan fuel pump, cleaning injektor dan juga stel klep. Efek dari service tadi ternyata membuat konsumsi bbm dan performanya makin turun. Waduh kok aneh ya? padahal kan harusnya pembakaran makin lancar, filter fuel pump sudah bersih, kerak-kerak injektor juga sudah bersih, klep juga distel, memang sih throttle body belum dibersihkan, tapi harusnya sudah OK. Ternyata hasil tanya ke mekanik yang menangani stel klep bahwa klep disetting sangat rapat (nanti pembahasan berikutnya). Jadinya performa jadi turun+konsumsi bbm juga turun drastis, menjadi 49 Km/liter. Lalu minggu depannya coba ganti busi standard bawaan R15 VVA yang ternyata juga menjadi busi standard Satria FI dan CBR 250RR, dengan tipe NGK MR8E9. Hasilnya sih performa memang agak naik, tapi gak seperti saat keluar dealer (maklum  efek stel klep terlalu rapat). Setidaknya konsumsi BBM bisa naik jadi 52 Km/liter. Benar-benar beda busi beda hasil pembakaran. Kapok ganti part yang memang bukan part standardnya.

2. Stel klep R15 VVA harus sesuai
Lanjutan pembahasan di atas tadi. Ternyata klep yang sudah distel terlalu rapat. Bilangnya mekanik sih IN 6 dan EX 8 (mungkin maksudnya IN 0.6 dan EX 0.8 ya?). Padahal klep standard R15 VVA harus di stel IN 0.1 - 0.14 dan EX 0.21-0.25 mm (sumber Yamaha Jatim via WA dan Youtube : (LINK) . Jauh banget kan? memang efeknya suara mesin halus dan tidak berisik. Tapi ya bagi saya suara mesin SOHC 4 Klep + VVA sudah pasti berisik jika dibandingkan mesin SOHC 2 klep. Cuman ya gitu performanya berkurang drastis. RPM Idle juga turun, biasanya saat awal mesin hidup (pagi hari) 1600 RPM. Sekarang sih memang 1600RPM, cuman 1 menit berikutnya pasti akan turun jadi 1400-1500 RPM (2bar tambah 1 bar kedip-kedip). Belum lagi kalau sudah 2 menit, jadi 1200-1300 (1 bar tambah 1 bar kedip-kedip). Normalnya ya 1400 RPM idle mesin sudah panas. Belum lagi RPM mesin kadang mati sendiri, misal saat berkendara kecepatan 40 km/h lalu ingin menepi. Otomatis kopling ditarik penuh dan motor menepi. Harusnya kan mesin tidak mati begitu saja dan RPM terjaga di RPM idle (1200-1400 RPM). Lah ini langsung mati, terutama saat mesin selesai dipanasi (2-3 menit). Sebelumnya juga enak-enak aja mesin dipanasin 2-3 menit. Kata mekanik sih harusnya mesin lebih lama dipanasin. Ya kan jadinya mesin boros bensin, udah konsumsi BBM boros, manasin mesin harus lama, kan tambah boros. Belum lagi ketika jalanan agak naik lalu ada polisi tidur 3 lapis, pastinya kopling ditarik maximal, sudah otomatis mesin mati kalau handle gas tidak ditahan di RPM agak tinggi.

3. Penggantian Tensioner 2PV
Penggantian tensioner disini memang bukan rekomendasi resmi dari Yamaha. Berawal dari banyaknya kasus masalah di area rantai keteng (cam chain) mudah kendor, tensioner lemah sehingga mesin berisik, noken as aus hingga klep nabrak pada R15 VVA ini (baca-baca di forum). Sehingga saya berkesimpulan sendiri bahwa tensioner R15 VVA ini kayaknya mudah lemah. Searching-searching info soal tensioner, ternyata kasus serupa terjadi pada NMAX generasi pertama. Dimana NMAX generasi pertama menggunakan tensioner 2ND-E2210-00 . Sementara NMAX generasi berikutnya menggunakan tensioner 2PV-E2210-00 yang ternyata sama dengan milik Aerox 155. Apa hubungannya dengan R15 VVA? ternyata R15 VVA menggunakan Tensioner dengan part 2ND-E2210-10 . Hampir sama dengan NMAX cuman beda 2 digit yang belakang. Aku pikir mungkin ada pembaharuan soal tensioner ini, sehingga secara performa beda dengan milik NMAX generasi pertama. Lalu iseng lihat milik MT15 ternyata sudah pakai tensioner milik AEROX155. Lah berarti Yamaha diam-diam update perubahan part pada mesin SOHC 4klep VVA kopling manual dong? kalau tensioner tersebut tidak ada masalah kan tetap menggunakan kode part yang sama, tapi nyatanya berbeda. Coba cek MXking generasi pertama yang katanya punya masalah di tensioner juga. Kode partnya memang sama dengan milik NMAX generasi pertama. Lalu cek MX king generasi kedua dengan lampu utama LED, hasilnya memang menggunakan tensioner dengan kode 2PV yang sama milik Aerox155. Maka dari hasil penelitian itulah (lebay.hahaha) maka saya berkesimpulan harusnya memang R15 VVA ini menggunakan tensioner yang sama dengan milik Aerox155

Contoh Tensioner 2PV

Karena lebih berkualitas. Ya sudah ganti deh tensionernya. Efeknya ya biasa saja sih, dan coba cek tensioner lama R15 VVA ternyata tidak ada tanda-tanda oblak atau lemah. Ya setidaknya menyelamatkan mesin dari kemungkin terburuk.


4. Service Injeksi harus tuntas
Ini pertama kali saya service injeksi. Dan sebelumnya juga sudah tanya-tanya ke bengkel Yamaha Pacitan, apakah bisa service injeksi? ternyata di jawab bisa. Cuman saya sangat ragu, karena disana tidak terlihat alat untuk membersihkan injektor atau bahkan semacam metode infus. Ya kirain sih alatnya ditaruh dibelakang, jadi gak dipajang di bengkelnya. Langsung eksekusi service injeksi dengan bilang ke bagian admin untuk pembersihan injektor, throttle body dan pembersihan filter fuel pump. Tahap pembersihan filter fuel pump sih masih masuk akal, karena filter fuel pump dilepas lalu disemprot hingga kotorannya hilang (saya lihat sendiri). Lalu tahap ke injektor dan throttle body, saya terkejut bahwa untuk injektor cuman disemprot cairan khusus (injektor cleaner kayaknya) di bagian input atau inletnya. Dan katanya throttle body juga disemprot dengan injektor cleaner tadi(disemprot apanya coba? Throttle Body juga tidak dilepas),kemudian selang dari fuel pump ke arah injektor dipasang. Lah, gimana bisa rontok kotoran di lubangnya kalau gitu caranya. Apalagi throttle body tidak dibongkar. Kata mekanik sih throttle body cukup digitukan saja. Padahal di throttle body harus dibersihkan dari debu dan pembersihan sensor tekanan udaranya. Kalau gini ceritanya service injeksinya kurang sempurna. Minimal service injektor pakai alat dibawah ini:

Injektor dilepas, lalu dinyalakan dimesin ini+pakai cairan khusus

atau ya model infus seperti ini:

Injektor tetap di mesin


Lebih sempurna lagi metode backwash, benar-benar bersih sempurna kalau ini, seperti pada tutorial disini: 

Tapi jarang banget yang melakukan metode ini, karena ribet.

5. Masalah di Cam shift Gear
Gejalah dari masalah ini adalah tuas gear ketika turun gear tidak kembali 100% ke posisi semula, harus dicongkel sedikit biar kembali. Bahkan pada kondisi yang sudah parah ketika posisi gear ke 3 lalu congkel tuas gear untuk naik gear, eehh gear tidak mau naik. Bahkan turun gear pun juga tidak bisa. Ngeri lah pokoknya, apalagi jalanan yang saya lalui perbukitan, yang pastinya butuh gear 2 dan 3. Masalah ini muncul ketika 16ribuan KM (kurang lebih segitu). Sebenarnya tidak pernah ada gejala ringan yang muncul. Kebetulan saya ke bengkel Yamaha Pacitan untuk ganti busi+service injektor (yang ternyata saat stel klep kemarin sudah dilakukan, tapi cuman semprot-semprot saja). Perjalanan 1 jam sih oke-oke saja, dan seperti biasa sesekali nyoba VVA. Begitu masuk bengkel service dan selesai, maka tibalah waktu dicoba mekanik. Setelah selesai dicoba, bayar service dan motor saya bawa untuk isi bensin. Disitulah muncul gejala pertama kali yaitu tuas gear ketika turun gear tidak kembali semula. Ya aku pikir gak masalah lah, cuman ya sangat disayangkan sekali, masak motor "mahal" penyakitnya gini.hadehhhh. Besoknya pun sama, cuman kadang muncul kadang normal. Aku pikir apa jangan-jangan olinya palsu? masak bengkel Yamaha sendiri jual oli Yamalube Super Sport palsu? memang sih sudah jalan 1200KM, tapi ya harusnya bisa tahan 2000KM. 

Barulah pada hari ke 5 muncul gejala yang berat, dimana naik Gear mulai tidak bisa (kadang berhasil kadang tidak berhasil). Waktu itu saya pikir gak masalah lah, toh masih bisa turun gear. Lalu begitu menemui jalanan agak nanjak yang butuh gear 3(posisi gear 4), saya coba turun gear. Alangkah kagetnya gear tidak mau turun, padahal tuas sudah diinjak dengan keras(plus kopling tentunya.)Coba naik gear bisa, oke mungkin turun gear sekarang bisa. Diinjak lagi gear tetap tidak mau turun, sementara jalan menanjak sudah didepan mata (RPM sudah turun ke 4000RPM), wes alamat berhenti dulu coba diturunkan hingga gear 1. Ternyata gak berhasil. Busyet, rasanya panik juga. Belum lagi teman-teman mulai datang menghampiri,rasa malunya itu lho yang males, masak motor "mahal" baru beberapa tahun bermasalah. Untungnya setelah sekian percobaan bisa turun gear 2, tapi gak bisa masuk gear 1. Ya sudah nekat jalan dengan gear 2 keadaan nanjak dari kecepatan 0. 

Besok paginya langsung saya bawa ke bengkel Yamaha Pacitan. Untungnya bisa masuk gear 3. Wes, langsung gak berani masuk gear 4. Jadi perjalanan selama 1 jam pakai gear 3, dengan kecepatan maximal 54 km/h (RPM 6000, males aktifkan VVA). Sampai di Bengkel coba bongkar cover crankcase (bak kopling kanan), dan untungnya mekaniknya langsung nebak di sistem Camshift Gear nya bermasalah. Dan mencoba menggoyangkan part yang berbentuk bintang (seperti gambar), ternyata agak oblak. Dugaan sementara sih baut porosnya longgar. Ya wes dibuka baut porosnya, dan ganti baru tapi dengan mata (+) karena sebelumnya baut "L". 

Ilustrasi, lingkarang merah baut "L" yang longgar

Setelah seret lalu ditambah menggunakan obeng getok. Coba simulasi perpindahan gear ternyata lancar, baru deh dikembalikan semula+isi dengan Yamalube Supersport yang baru. Test ride oleh mekanik, sudah ok ya wes bayar ke kasir cuman bayar 50ribu untuk jasanya(oli mah tetap bayar 73ribu). Kata mekanik sih kemungkinan saat pasang di pabrik menggunakan mesin air impact wrench yang tekanan anginnya kurang atau bisa juga torsinya kurang besar. Ya semoga tidak terjadi untuk kendaraan lainnya.

Oke itu catatan penting yang bisa saya tulis mengenai perbaikan dari motor R15 VVA saya, semoga tulisan ini tidak berlanjut ke part 2. Kenapa gitu? ya kalau gak lanjutkan berarti motor keadaan normal-normal saja.hahaha Males euy kalau motor bermasalah, sudah rugi waktu, rugi perasaan (malunya itu lho yang gak nguatin, ya kalau motornya sudah lama muncul penyakit gak masalah), rugi uang. Mohon maaf apabila ada salah kata dan disini saya tidak bermaksud menjelekkan produk Yamaha, cuman saya menceritakan apa yang saya alami selama ini, semoga kedepannya tidak ada masalah yang serius.

5 komentar:

  1. wadawww, jadi mikir" mau ambil R15vva

    BalasHapus
  2. R15 VVA punya gw uda 9000+ km fine2 aja

    BalasHapus
  3. Gan, motor Saya R15 vva, tarikannya berat dan RPM di gigi 1,2,3,4 normal sampai ke limiter tapi di gigi 5-6 haya mentok 8300
    Rpm, filter rutin di ganti, apa Agan perah mengalimaya, kira2 permasalahannya apaya Gan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. waduh, susah juga itu. Karena keluhannya keluar ketika gear 5-6. Banyak indikasinya sehingga membuat pembakaran tidak menghasilkan torsi yang ckup hingga puncak di gear 5-6. bisa kampas kopling/per kopling lemah (kalau d atas 20-30ribu sebaiknya ganti kampas kopling. kalau per kopling harusnya masih bagus). Sekalian service injeksi kalau lebih dari 20-30ribu KM belum pernah. Pembersihan filter fuel pump dan injektor serta pembersihan throttle body. Ganti busi juga per 8ribu KM. Stel klep kembalikan sesuai standardnya. Jangan asal stel klep.

      Kalau sudah d atas 40-50ribu KM ada indikasi juga kompresi lemah. DAri Ringpiston terutama. Sekalian service besar ganti komponen ring piston dan seal klep

      Hapus
  4. Ffxiv Titanium Nugget S50c - The Ultimate Gaming Collection
    The titanium engine block Ffxiv Titanium Nugget S50c features a stunning, durable, durable titanium nitride bolt carrier group solid construction. Includes titanium dental the original FFXIV titanium hair trimmer Titanium Nugget S60 titanium damascus knives in the case,

    BalasHapus