Minggu, 31 Juli 2016

Kapasitas Mesin? Bagaimana cara menghitungnya?

Halo semua, berjumpa lagi dengan saya. Untung kali ini saya mendapat koneksi internet yang dapat dibilang nyaman. Jadi ya semangat ngeblognya lumayan. Pada kesempatan ini saya akan memberi sedikit ilmu kepada para pembaca tentang polemik yang beredar dimasyarakat. Apa itu? tentang menghitung kapasitas mesin. Mesin disini adalah mesin kendaraan bermotor pembakaran dalam (Internal combustion ). Ya seperti mesin sepeda motor, mesin mobil, pokoknya mesin yang menggunakan komponen silinder dan piston untuk menghasilkan energi.

Polemik apa yang beredar dimasyarakat? cukup banyak bahwa kapasitas mesin yang sering disebut dengan "cc" (Centimetre Cubic) merupakan nilai kemampuan sepeda motor (karena yang sering dikaitkan adalah sepeda motor) untuk berlari. Ya bisa dikaitkan dengan kecepatan sepeda motor lah. Itu adalah hal yang sering dipikirkan tentang "cc" di masyarakat luas. Namun, sebenarnya "cc" merupakan nilai dari kapasitas mesin. Bukan kapasitas dari oli mesin lho.haha tapi kapasitas dari ruang bakar. Ruang bakar pada mesin bermotor berbentuk tabung. Nah, "cc" ini adalah nilai satuan yang dipakai. Kalau pada pelajaran SD sih Satuan dari besaran Volume. Bisa dibilang "cc" nilai satuan dari volume/kapasitas ruang bakar yang ruang bakarnya berbentuk tabung atau silinder (sama aja lah). Nah otomatis rumus perhitungan dari volume atau kapasitas mesin bakar ya menggunakan rumus volume tabung. Masih ingat kan? yaitu Luas Alas dikalikan dengan Tinggi bidang. Karena alas tabung berbentuk Lingkaran, maka kita menggunakan Rumus lingkaran. Sementara Tinggi, ya tinggal kita lihat saja nilai yang terukur. Sehingga menjadi rumus seperti ini:


Nah, sekarang pertanyaannya, darimana data dari jari-jari dan tinggi "tabung" mesin? sebelum itu, mending kita lihat gambar sebenarnya sebuah mesin itu seperti apa sih, agar apa yang nanti saya bahas bisa lebih paham.

Silinder dan Piston
Sumber: tmcblog.com (blog otomotif terbesar (mungkin) se Indonesia)


Seperti gambar yang sudah saya tandai di atas, tanda tersebut merupakan bagian utama dari mesin. Dan bagian tersebut merupakan bagian "tabung" yang dimaksud. Jadi, kapasitas mesin yang dimaksud ya volume dari bagian tersebut. Sepeda motor di Indonesia umumnya memiliki kapasitas mesin dibawah 250cc, ya mulai dari 70cc, 100cc, 110cc, 115cc masih banyak lagi nilai kapasitas mesin. Dari kapasitas mesin yang berbeda tentu memiliki perbedaan juga, dari segi tenaga, konsumsi bahan bakar hingga konfigurasi mesin. Umumnya kapasitas mesin yang besar memiliki tenaga yang besar juga.Itu umumnya, cuman kadang ada mesin yang meski kapasitas mesinnya besar, tapi tenaga yang dihasilkan lebih kecil ketimbang kapasitas mesin dibawahnya. Kalau masalah ini butuh artikel lebih lanjut.haha

Sudah jelas kan bagian mana yang nantinya akan kita hitung kapasitas atau volumenya? saatnya kita mulai berhitung. Untuk mengukur kapasitas ruang bakar dibutuhkan data jari-jari dan tinggi"tabung" tadi. Dapat darimana datanya? yaitu dari spesifikasi sepeda motor yang ada pada brosur. Seperti contoh dari spesifikasi sepeda motor ini:

Honda Tiger
Sumber: Wikipedia

Bagian yang saya lingkari merah, merupakan data untuk menghitung kapasitas mesin. Bore dan Stroke? apa artnya? sebelumnya kita lihat penggambaran apa itu bore dan stroke pada gambar dibawah ini:

Diameter Piston (bore), Tinggi Silinder (stroke)

Jelas kan? Bore adalah diameter dari dinding silinder mesin, sementara Stroke adalah tinggi dari silinder. Sehingga kita bisa menghitung volume dari kapasitas mesin dari spesifikasi tadi dari ilmu bore x stroke. Sehingga perhitungannya demikian:


Catatan: Nilai jari-jari (R) merupakan 1/2 dari nilai Diameter atau Bore.

Lho kok nilainya sampai ratusan ribu? eiitsss jangan lupa setarakan satuan. Kan Bore x Stroke menggunakan satuan mm, sehingga nilainya mm pangkat 3 (susah nulisnya,haha). Nah arti dari"cc" adalah Centimetre Cubic atau cm pangkat 3. Sehingga harus dibagi 1000 (ingat, kalau pangkat 3, maka naik atau turun tingkat pengalinya adalah 1000). Sehingga hasil akhirnya adalah 196cc. Lha kan tiger kapasitas mesinya 200cc,kok jadi turun? yee sebenarnya nilai 200 itu dibulatkan. Sangat jarang kapasitas mesin bisa benar-benar akurat. Paham?

Jadi, kalau kapasitas mesinnya 100cc maka kecepatn maksimumnya adalah 100 km/jam, sedangkan 150cc bisa 150 km/jam, begitu?
Wah kalau bisa demikian, mobil bisa mencapai kecepatan suara donk? kan mobil ada yang 2000 cc (Kecepatan suara 1000 km/jam). Ya tidak begitu, seperti yang dijelaskan diatas, "cc" hanya kapasitas ruang bakar saja. Makin besar ruang bakarnya, makin besar bahan bakar yang dibutuhkan, efeknya tenaga yang dihasilkan makin besar. Otomatis, sepeda motor dengan kapasitas mesin besar makin kencang, tapi kecepatan maksimum yang dapat ditempuh bukan berdasarkan nilai "cc" tadi.

Kadang ada kapasitas mesin sama, namun tenaga yang dihasilkan berbeda, kenapa ya?
Banyak Faktor yang mempengaruhi tenaga. Bisa konfigurasi mesin (jumlah silinder, formasi silinder, nilai bore dan stroke), teknologi pembakaran, material mesin yang digunakan, dan masih banyak hal yang mempengaruhiya. Jadi, memang kapasitas mesin bukan penentu mutlak bahwa kendaraa bermotor memiliki tenaga yang besar.

Oke itu sedikit ilmu dari saya, semoga bermanfaat. Ya lumayanlah, kan kalau orang tua atau orang lain tidak paham soal kapasitas mesin, kita bisa menjelaskan dengan ilmu yang sebenarnya. 

Kamis, 28 Juli 2016

(REVIEW) Samsung EHS44 dan Xiaomi Mi Piston Huosai

Halo, berjumpa lagi. Lagi asyik-asyiknya review dan kali ini saya akan review tentang earphone (atau mungkin bisa disebut headset tapi bukan headphone lho). Semoga bisa menjadi referensi para pembaca sekalian. Parameter yang saya review adalah sebagai berikut:
- Desain
- Harga
- Suara Treble
- Suara Bass
- Nilai plus dan minus
- Fitur tambahan (bila ada)

Earphone yang saya akan review ada 2 item, yaitu Samsung EHS44 (Earphone original bawaan Galaxy S2 entah itu penjualan diluar negeri atau juga di Indonesia) dan Xiaomi Mi Piston Huosai Earphone Colorful Edition. Skala penilaian saya dari angka 1-5.


Samsung EHS44



Desain
Nilai: 4
Earphone ini merupakan earphone original bawaan pembelian samsung Galaxy S2 (entah paket penjualan diluar negeri atau juga di Indonesia). Otomatis desainnya ya desain earphone pada  tahun 2010-2012an lah. Bisa disebut desain klasik. Dengan aksen krom yang melingkari earphone membuat earphone ini terlihat mewah dan berkelas. Earbudnya berjenis IEM (in Ear Monitor), yaitu speakernya masuk kedalam rongga telinga dan disegel dengan bantalan karet. Desain microphonenya pun juga minimalis, yaitu dengan tombol angkat telfon atau tutup telfon lalu dibaliknya terdapat lubang microphone. Bagian jack male 3,5mm juga tidak terlalu besar namun terlihat sangat kokoh. Oh ya, warna jacknya pun menggunakan warna emas. Biasanya sih kalau warna ini kualitas suaranya lebih bagus (katanya sih begitu, kebanyakan earphone mahal pun warna jack 3,5mm nya berwarna emas). Untuk masalah kabel memang masih menggunakan desain kabel lama. Maklum ditahun tersebut pasti belum booming bahkan mungkin belum ditemukan kabel model pipih untuk earphone. Kenapa saya memilih warna hitam? karena warna hitam tidak mudah keliatan kotor dibanding warna putih. Meski desian earbudnya IEM, namun bila digunakan untuk waktu yang lama tidak terlalu menyiksa, bahkan sering saya ketiduran akibat keasyikan mendengarkan lagu (emang lagi ngantuk.haha)

Sorry gambarnya nyomot google, haha Headsetnya lagi di Kampung Halaman


Harga
Nilai: 3
Saat itu saya membeli earphone ini seharga 100.000 di service center Samsung. Tapi mesti inden dulu sih dengan DP 50.000. Disuruh nunggu 2 minggu (tapi 1minggu sudah ditelfon dan barang sudah sampai, wah CSnya gak nepatin janji nih.hahaha). Itu pada tahun 2013. Untuk sekarang entah berapa harganya, atau malah sudah tidak ada stock.


Suara Treble
Nilai: 4
Kadang kita bingung, apa arti dari Treble? saya memang tidak punya refrensi khusus, cuman sepengetahuan saya, Treble merupakan suara vokal dan instrument (pokoknya instrument yang tidak menghasilkan suara bass. hahaha). Untuk masalah Treble, earphone ini cukup jelas dalam menghasilkan suara treble. Ya saya kasih nilai 4 lah untuk ukuran earphone rentang harga 50ribuan sampai 100ribuan (kalau dibanding earphone 200ribu keatas mungkin beda.haha). Entah fitur entah kekurangan, tapi earphone ini sangat sensitif terhadap volume. Jadi, volumenya 2 x tekan (dari nilai 0 ) sudah terasa keras.


Suara Bass
Nilai: 4
Tahu kan apa itu Bass? itu lho suara yang jeddupp jedupp.haha ya pokoknya itu lah, pasti para pembaca sudah sangat paham apa itu bass. Earphone ini menghasilkan suara bass yang cenderung powerful, namun tidak kasar (bukan berarti sangat halus). Ya kalau digambarkan sih bassnya bulat. Tidak ada suara bass yang seperti tertahan. Jadi, kalau untuk mendengarkan lagu yang ngebeat sangat cocok sekali.


Fitur Tambahan
Nilai: 0
Tidak ada fitur tambahan sih seperti tombol volume atau noise cancellation pada microhponenya, atau bahkan waterproof.

Nilai Plus
+ Suara treble dan bassnya sangat nikmat, apalagi buat pecinta musik ngebeat yang butuh nada bass yang kontinyu, hmmm saya jamin earphone ini sudah bisa memenuhi hasrat anda
+ Bagi pecinta desain klasik, earphone ini bisa dijadikan refrensi

Nilai Minus
- Karena ada aksen krom dan kromnya terbuat dari plastik ya kalau sudah berumur lama pasti akan mengelupas


Xiaomi Mi Piston Huosai Earphone Colorful Edition

Desain
Dengan Kabel (yang mungkin) gak bkin kusut

Nilai: 4
Berbeda dengan earphone Samsung tadi, desain dari earphone ini sudah lebih modern. Itu lho desainnya yang aneh dan nyeleneh. Mulai dari desain kabel yang pipih, desain earbud IEM sampai desain earphone yang tidak simetris. Meski aneh dan unik, tapi masih masuk kategori enak dipandang. Warna earphonenya yaitu hitam doff. Pokoknya bagi penyuka desain modern, bisa memilih produk ini.

Harga
Nilai: 4
Earphone ini saya tebus dengan harga 66.300 (belum ongkir) di Toko Online Jakartanotebook. Ya termasuk sangat murah lah, karena harganya dibawah 100ribu (entah di situsnya harga normal 175.000 namun Jakartanotebook menjual dibawah itu). Apakah itu asli? entah lah tapi melihat beberapa detail dari produk ini (mulai dari kemasan, build quality, hingga detail tulisan Mi) sangat meyakinkan. Dan juga saya coba scan barcode pada earphone, ternyata hasilnya begini:

Ini Barcode pada Headset Xiaomi

Ini hasil yang keluar

Entah ini asli atau tidak. Anggap saja asli, masak KW repot-repot bikin barcode seperti diatas.haha

Suara Treble
Nilai: 4
Suara treble yang dihasilkan cukup bagus. Ya hampir sama lah dengan earphone Samsung diatas. Cuman bedanya karakter treblenya cenderung lembut (kurang powerful). Jadi ya butuh penambahan beberapa volume agar suara yang dihasilkan bisa kuat. Tapi tidak mengurangi kualitas suara yang dihasilkan.

Suara Bass
Nilai: 3
Entah saya keseringan menggunakan Samsung EHS44 atau memang karakter bassnya demikian, tapi suara bass yang dihasilkan oleh earphone ini kurang powerful. Bahkan ketika volume dinaikkan justru suara bassnya seperti tertahan dan tidak bulat. Gambarannya sih seperti earphone harga 20ribuan, namun kualitas bassnya lebih baik (tapi tidak sebaik Samsung EHS44). Ya mungkin untuk mendengarkan musik pop dan jazz tidak ada kendala berarti.

Fitur Tambahan
Nilai: 0
Yap, sama dengan earphone Samsung tadi

Nilai Plus
+ Desain modern, cocok untuk penyuka earphone desain yang unik
+ Harganya murah dan masuk akal

Nilai Minus
- Suara bass yang dihasilkan kurang powerful dan tertahan

Oke, itulah review saya tentang 2 earphone di atas, semoga bisa menambah refrensi bagi pencari earphone. Oh ya, review saya di atas didasarkan atas ilmu tentang audio yang minim, jadi ya harap maklum lah.hahaha setidaknya bila orang awam baca pasti bahasanya masih bisa dimengerti.

Senin, 25 Juli 2016

Hanya Pengumuman

Halo semuanya, long time no see. Pada tulisan kali ini saya hanya member pengumuman tentang keberlangsungan blog ini. Tenang saja blog ini tidak akan saya tutup dan saya tidak berhenti menulis (secara permanen). Karena awal dari ngeblog saya adalah menyalurkan ilmu yang terlintas dibenak saya (tiba-tiba lewat tanpa di abadikan kan kurang enak.haha). Sebenarnya dalam menulis blog ini banyak sekali kendala yang muncul (yang saya baru sadari). Pertama, soal waktu. Yap, saya baru sadar bahwa waktu saya menyalakan laptop tidak banyak. Kenapa? pagi-sore saya kerja, maghrib saya cari makan (biasa anak kost). Baru buka laptop secara optimal jam 7 malam. Itu saja cuman 2-3jam untuk mempertahankan "nafsu" ngeblog. Tahu sendiri dalam ngetik materi blog waktu 1 jam sangat cepat sekali berlalu. 1 artikel bahkan bisa 2-4 jam. Oke itu soal waktu, sekarang masalah kedua yaitu internet. Dikost saya ini ada Hotspot (sebut saja hotspot gratisan). Awal ngeblog kecepatan hotspotnya sangat bisa diandalkan. Cuman memang kalau lagi hujan, pasti internetnya tidak bisa (muncul no internet access). Oke lah gak masalah. Berjalan 1-2 bulan bahkan hingga sekarang Hotspotnya benar-benar colapse (alias no internet access). Entah karena hotspot yang bersangkutan benar-benar tidak berlangganan atau lagi trouble (trouble kok lebih dari 2 minggu). Ya sudah sekarang sudah tidak bisa menggunakan hotspot. Masalah terakhir, konsistensi materi. Yap, memang niat awal blog ini berencana menulis dengan 5 tema berbeda. Hanya saja yang sering terlintas adalah tidak jauh dari smartphone dan Android. Ya karena diskusi yang saya sering lakukan adalah seputar itu.haha Jadinya agak gimana gitu kalau nulis blog tapi gak sesuai rencana awal. Tapi, tenang. Saya tidak kehilangan semangat nulis, hanya saja untuk waktu dan koneksi internet yang tepat, sangat susah sekali. 

Akhir kata, blog ini tidak saya tutup, hanya saja mungkin akan sangat jarang update. Mungkin sebulan 2-3x update artikel. Paling jelek, 1x artikel.haha jadi saya harap jangan berlangganan blog ini, karena saya bukan penulis sejati.