Jumat, 12 Juli 2019

Review Beberapa Brand Oli

Halo semua, kembali dengan saya untuk pembahasan tentang otomotif khususnya sepeda motor. Kali ini saya akan memberi review singkat tentang oli yang selama ini saya pernah coba. Maklum motor baru jadi wajib coba-coba oli agar tahu mana yang sekiranya sesuai dengan kantong dan performa yang diinginkan. Itung-itung buat ngisi blog yang sepi ini.hahaha sebelum saya review oli, saya akan menjelaskan dulu keadaan sepeda motor saya dan lintasan yang dilalui. Biar nanti ketika membaca tidak bingung karena berbeda penilaian terhadap pengguna yang lain. Berikut penjelasannya:


- Nama Kendaraan: Yamaha YZF R15 VVA 2017, review Oli sejak 0-14.000KM . Penggantian Filter Oli rutin, BBM Pertamax terus. Penggantian oli per 2000 KM (kadang lebih kisaran 2100-2200 KM karena sekalian servis).
- Jalanan yang dilalui daerah perbukitan, naik turun area Kabupaten Pacitan. Lokasi kerja Desa Sudimoro Kabupaten PAcitan, dengan jarak 12 KM. Dan tidak pernah macet. Perjalanan dari Malang ke Pacitan (juga sebaliknya) hanya dilakukan 2x saja.
- Oli saya selalu isi 900 ml. Jika ganti filter oli baru 1 liter.  Sesuai buku petunjuk manual.
- Seringnya oli ganti sendiri, yaitu saat pagi hari. Karena oli sudah mengendap di dasar mesin semua, jadi tinggal drain saja.
- Rata-rata kecepatan 60-80 KM/H. Dan jarang menggunakan VVA. Sesekali 100 KM/h (VVA Aktif)

Oke, itu kondisi yang saya lalui, yang pasti motor R15 ini saya gunakan untuk santai saja. Kisaran penggantian gear di RPM 5000-6000. Ya kecuali untuk menyalip bis, biasanya menggunakan VVA karena jalanannya agak menanjak.Kalau nanti ada yang bertanya untuk bermacet-macetan ya saya tidak menggambarkan performa olinya, karena rata-rata ya tanpa macet sehingga kipas radiator jarang sekali nyala (jalan 60-80 KM/h ya pasti hembusan anginnya cukup mendinginkan radiator). Langsung saja Review Oli, dimulai dari Yamalube SuperSport (SS):

Yamalube dan Shell AX7 botolnya ketinggalan dibengkel.hahaha


1. Yamalube Super Sport
Harga: Rp. 73.000
Volume yang di isi: 1 liter
Ini adalah oli pertama yang saya review, karena ini oli bawaan YZF R15 dari Dealer. Saat melakukan pembayaran saya lihat mekaniknya menuangkan oli ini ke mesin motor yang saya beli (akan dikirim ke rumah). Soal performa sih standard banget. Karena saya baru perkenalan dengan performa R15 VVA ya dengan oli ini. Saat itu saya gunakan untuk inreyen dengan perjalanan 100 KM sehari. Ya jalanan antar kota jadi jarang lampu merah dan macet. Mesin gak begitu halus, karena saya tahu karakter mesin SOHC LC4V khas Yamaha. Hingga 1000-1200 KM performa mulai menurun. Ya wajar sih dengan harga segitu. Untuk penyusutan oli ya gak bisa lihat juga, soalnya saat itu 500 KM sudah service pertama dan ganti oli.

2. Yamalube Sport
Harga: Gratis saat service gratis
Volume yang di isi: 900 ML
Karena jatuh tempo service gratis sudah datang, ya sudah motor saya di service meski belum mencapai 1000 KM. Aku kira akan dapat Yamalube Super Sport karena oli bawaan dealer saja memang super sport. Ehh ternyata dapat Yamalube sport, ya udah di review aja. Kesan pertama, "BERAT!" . Saat itu sih kebetulan saya ngisi BBM Pertalite , iseng nyoba reaksi mesin gimana. Ternyata bikin mesin tidak ada tenaga. Ya udah setelah indikator bensin tinggal 1 bar langsung isi full pertamax. Ternyata hasilnya sama saja. Alah paling masih ada sisa-sisa pertalite, jadi mesin rasanya berat. Isi full tank pertamax lagi setelah indikator tinggal 1 bar. Hasilnya? sama saja. Fix ini sih karena olinya. Disamping itu untuk keadaan berhenti lampu merah mudah sekali bikin kipas radiatornya nyala. Padahal Yamalube Super sport gak gitu banget. Ya saya sih maklum karena harganya lebih murah dari Yamalube Super Sport (entah berapa sih.haha tapi seingatku 40ribuan lah). Jadi kalau anda pakai motor R15 pakai oli ini untuk harian, saya sarankan untuk berpikir 2 kali sebelum beli. Untung saya pakai cuman 500KM, karena setelah itu sudah mencapai 1000 KM dan saatnya ganti filter oli pertama dan inreyen selesai. Setelah drain, saya juga lupa untuk ukur penyusutan olinya. Ya gak fair juga karena cuman dipakai 500an KM.

3. Shell Advance AX7
Harga: Rp. 49.000
Volume yang diisi: 1 Liter
Masa inreyen sudah selesai. ARtinyaa saat itu sudah 1000 KM. Ya lama juga sih mencapai 1000 KM, sekitar 2 bulanan. Soalnya Beli motor ini saat puasaan Bulan Mei. Karena merasa tertarik dengan performa oli dari Shell, akhirnya memilih AX7. Tebakanku sih rasanya akan sama dengan Yamalube Sport. Harganya kisaran 40ribuan. Oh iya, penggantian oli dibarengi dengan filter oli, jadi isi 1 liter. Setelah keluar bengkel resmi, kesan pertama kalau ini sama dengan Yamalube Sport ternyata salah. Ya setara dengan Yamalube Super Sport kalau soal performa, sama persis lah. Tapi ketika 2-3 KM keteum lampu merah langsung hawa panas mesin terasa dan kipas raditor menyala. Yahh ternyata soal peredaman suhu masih lebih baik Yamalube Super Sport. Ya lagi-lagi harus maklum karena harganya dibawah 50ribu. Dan inilah kelemahannya. Tapi performa akselarasi mesin terjaga hingga 1200 KM. Ya sama lah dengan Yamalube Super Sport. Oli ini juga saya gunakan saat perjalanan membawa motor R15 ke perantauan dari Malang ke Pacitan. Karena untuk touring ya rasanya oke aja. Tanpa macet, jarang lampu merah. Panas mesin gak begitu menyengat. Cocoklah bagi konsumen yang nyari oli murah dibawah 50ribu. Untuk penyusutan oli setelah drain, hasilnya volume oli berada pada 80% volume botol oli bekas ukuran 1 liter. Ya mungkin kisaran 750-780 ML lah.

4. Castrol Power 1
Harga: Rp. 46.000
Volume yang diisi: 900ML
Oke, dapat lagi oli murah kisaran dibawah 50ribu. Tebakanku sih sama lah dengan Shell Advance AX7. Karena saya cukup sering pakai di Yamaha Jupiter MX. Setelah ganti Oli sendiri dan coba test berkendara, kesan pertama adalah BIASA. Memang performa tidak berat seperti Yamalube Sport, tapi tidak sebagus Yamalube Super Sport. Untuk panas mesin sih karena saya sudah diperantauan yang notabene jalanannya tidak pernah macet ya saya nilai biasa saja sih, gak bikin mesin panas. Karena dibuat perjalanan kost ke kantor terus-terusan, ehh tiba-tiba sudah 1500 KM aja. Gak terasa aja, karena performanya terasa sama saja dari 0-1500 KM. Setelah itu baru terasa mesin agak kasar. Akhirnya muncul juga tanda-tanda oli minta ganti. TApi tetap penggantian di 2000 KM. Coba drain dan diukur penyusutan oli juga kisaran 80% botol oli volume 1 liter.

5. Shell Advance Ultra
Harga : Rp. 95.000
Volume yang diisi: 900 ML
Akhirnya saya beranikan coba oli dengan harga di atas 100 ribu. Setelah searching-searching harga oli yang di atas 100 ribu,   pilihannya antara Shell Advance Ultra, Motul 5100 dan Liquimoly Street. Iseng coba dari shell aja dulu, karena kalau motul kayaknya sudah pasti bagus. Oh ya, ternyata coba cari ditoko langganan ternyata harganya dibawah 100ribu(padahal di tokopedia kisaran 105-115,ada juga 120). Tapi ya gitu botolnya model lama dan kayaknya tersimpan digudang belakang (tidak dipasang pada display). Jadi ya oli ini kayaknya lama sekali digudang. Setelah diisi 900 ML dan coba berkendara, kesan pertama soal performanya adalah "SAMA DENGAN YAMALUBE SUPER SPORT". Saya juga kaget, masa iya oli harga 100 ribuan sama dengan oli 70ribuan?. Saya coba hingga 500 KM juga rasanya sama. Fix performanya sama dengan Yamalube Super Sport. Setelah menempuh 1500 KM baru sadar kalau bentar lagi sudah mulai ganti oli lagi. Tapi kkok rasanya performanya gak turun-turun. Tarikannya juga ya memang standard seperti Yamalube Super Sport, juga suara mesin gak begitu kasar. Barulah 1800 KM performa turun dan suara mesin mulai kasar. Oh jadi tahu deh kelemahannya dimana. Setelah drain 2000 KM dan diukur ya tetap volume penyusutan gak begitu banyak. Untuk ukuran oli 100ribuan sih kurang rekomended. Karena oli diharga segitu harusnya menawarkan performa yang lebih. Tapi ini malah ke durability yang performanya terjaga hingga 1500 KM. Yah tiap pabrikan oli pasti punya pandangan berbeda soal produk "yang bagus". Bisa juga oli yang saya pakai ini karena berada digudang terlalu lama (gak laku-laku) jadinya terasa turun "rasanya". Entah lah.....

6. Motul 5100
Harga: Rp. 129.000
Volume yang diisi: 1 Liter
Kurang Puas dengan oli Diatas 100ribu, kali ini saya coba oli Motul 5100 yang banyak review positif soal performa. Langsung cari toko langganan, ditebus dengan harga 129.000. Entah itu mahal atau murah, yang penting coba dulu. Oh iya, penggantian filter oli juga sudah tiba saatnya, jadi oli wajib isi 1 liter. Setelah diisi dan coba berkendara, hasilnya adalah puas. Kalau anda berharap oli ini membuat motor anda tarikannya jadi beringas dan meledak-ledak, maka anda salah besar. Tapi, oli ini bikin tarikan jadi enteng. Buka gas sedikit RPM sudah cepat nendang ke 6000 KM. Motor memang terasa tidak liar, lebih tepatnya tarikannya halus serta signifikan naik dengan mudah. AWalnya sih saya berpikir performanya bikin motor mudah wheelie atau bahkan tarikannya kayak dijambak kebelakang. Ternyata tidak, halus namun nyyyuutttt tiba-tiba sudah 6000 RPM. Mantap lah. Cuman ketika 1200-1500 mesin terasa kasar, tapi performanya gak turun signifikan. Baru 1700-1800 KM udah mulai turun, tapi gak sampai signifikan. 2000 KM sudah sampai, dan saatnya untuk drain. Hasilnya ya tetap 80% volume botol oli 1 liter.


7. Pertamina Fastron Techno Hijau
Harga: Rp. 73.000 (SPBU PERTAMINA)
Volume yang diisi: 900 ML
AWalnya tergiur juga dengan review mengenai oli "sesat" ini. Maklum sejatinya oli ini untuk mobil. Tapi karena setelah baca refrensi terpercaya di kaskus yang menjabarkan bahwa kandungan dari oli ini tidak bikin slip kopling motor manual dengan kopling tipe plat basah. Dan oli ini juga ada logo Lamborghini, entah maksudnya official sponsor atau kerjasama atau gimana yah.hahaha mungkin bisa dipakai di mobil Supercar Lamborghini. 

Pertamina?



Apa maksudnya coba pasang tulisan Pertamina?

Temukan logo Pertamina


OK langsung kita review setelah diisi ke mesin. Secara performa sih sama banget dengan Yamalube Super Sport. Secara akselarasi lho ya, tapi secara meredam suara mesin lebih bagus, dan juga mesin tidak mudah panas (menurutku). Performa oli terjaga hingga 2000 KM, bahkan oli ini saya pakai hingga 2200 KM karena sekalian service 3-4 bulanan. DAn hasilnya sih memang di KM segitu oli masih terasa enak, tapi ya mulai ada gejalan mesin kasar. Overall puas banget lah dengan oli ini. Saya sih bukan penyuka performa tinggi, karena saya berkendara diksaran 5000-6000 RPM saja.hahaha maklum irit bensin. Jadi kalau anda ingin nyari oli yang sangat durable, ini bisa jadi opsi. Untuk oli ini saya tidak ukur penyusutannya, karena tidak saya ganti sendiri.


Itu semua adalah merk oli yang pernah saya review. Dan tiap oli pasti ada plus dan minusnya, tinggal bagaimana keinginan kita dan kemampuan budget kita. Saya sih tidak bisa menyarankan mana oli yang harus anda pakai. Karena tiap orang punya karakter berbeda dalam berkendara. Jadi, ketika anda membaca ulasan ini, saya harap anda sudah bisa membayangkan. Semoga artikel ini bisa bermanfaat untuk semuanya, kurang lebihnya saya mohon maaf.

2 komentar:

  1. Thanks infonya tp lain kali mohon cantumkan kekentalan di artikel, dan harus diketahui di manual book yamaha R15 disarankan memakai kekentalan SAE 20W

    BalasHapus
  2. Ok mas bro, terima kasih atas sarannya. Mengenai spesifikasi oli, ini saya barusan cross check ke buku manualnya langsung dan dibagian spesifikasi tertulis viskositas oli R15 adalah SAE 10W-40. Itu untuk buku manual dari dealer tahun 2017 bulan Mei. Nah entah setelah itu mungkin direvisi atau tidak menurut saya tidak mungkin juga. Karena mesin R15 adalah generasi mesin modern, sehingga membutuhkan pelumasan yang spesifikasinya 10W-40. Sementara 20W itu untuk mesin jadul seperti Honda Supra X 98cc, Yamaha Alfa, pokoknya tahun 90an. Setahuku ya. Dan varian olinya sangat sempit sekali yang mengakomodir SAE 20W , karena kembali lagi bahwa oli tersebut diperuntukkan mesin jadul. Ya monggo recheck lagi, atau mungkin salah tulis dari pihak penerbit.

    BalasHapus